Berita  

Mengenang Sosok Ainun dan Kiprahnya Sebagai Mahasiswi Al-Azhar Mesir

Ainun Khafidhotul Fikria, begitulah nama lengkap gadis kelahiran Sidoarjo, 5 mei 2002 yang meninggal dunia di Mesir dan kedatangan jenazahnya mengisahkan isak tangis dan haru bagi keluarga maupun koleganya.

Mahasiswi Universitas Al Azhar Kairo Mesir kedatangan tahun 2021 yang beralamat di Desa klanggeri, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur ini adalah alumni pesantren modern Al Amanah Junwangi Krian Sidoarjo tahun 2020.

Karena kebaikan dan kepribadiannya yang suka menolong terhadap sesama, kepulangan jenazah dari Mesir ke Jakarta pun ada yang menanggungnya. Sedangkan dari Jakarta ke Juanda hingga tiba dirumah duka pun banyak yang membantu dan mengantar sembari memberikan donasi yakni Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sidoarjo.

Anggota Nahdliyyin Mesir  tersebut juga memiliki beberapa prestasi dan aktif di beberapa organisasi diantaranya pernah menjabat sebagai DP (Dewan Pengurus) Gamajatim (Keluarga Masyarakat Jawa Timur ) periode 2021/2022 dan 2022/2023 bagian keputrian, juga menjabat sebagai DP ( Dewan Pengurus) IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) periode 2021/2022 , serta pernah diamanahi sebagai ketua konsul pelajar Sidoarjo dan aktif di berbagai kepanitiaan organisasi mahasiswa Indonesia.

Syahrial kirom,  salah satu teman seperjuangan almarhumah menuturkan bahwa almarhumah sosok yang ramah , baik hati dan mempunyai jiwa mengayomi kepada sesama.

“Menjelang keberangkatan saya ke Mesir, ayah saya menitipkan saya kepada almarhumah supaya nantinya dibantu setiap kali merasa kesusahan dalam melakukan suatu hal. Hingga sampai kedatangan saya di Mesir, almarhumah menyambut rombongan kami dengan ramah dan langsung mengakrabkan diri dengan kami,” tutur Kiki sapaan akrabnya.

Tak hanya di situ, Kiki juga menambahkan bahwa almarhumah juga turut mendampinginya di setiap melakukan hal baru, seperti pergi ke suatu tempat, ataupun melakukan pemberkasan mahasiswa baru, hingga menemani belanja kebutuhan sehari-hari.

“Almarhumah bahkan sangat semangat ketika mengantar kami pergi hingga menemani kami pulang. Almarhumah memang orang yang ringan tangan sekali,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Ust Miono guru pesantren almarhumah yang menyatakan bahwa almarhumah adalah pribadi yang baik dan periang, sopan terhadap guru. Almarhumah juga merupakan pribadi yang suka menolong.

“Kami merasa kehilangan sosok santun yang suka tolong menolong,” jelas Ust Miono saat dikonfirmasi via WhatsApp

Sementara Ustadz Arief Mughni Lc. yang mengajarkan mengajarkan bimbel mata kuliah tauhid mengatakan bahwa almarhumah termasuk yang rajin dan disiplin dalam segala aktivitas.

“Ketika selesai mengajar, beliau selalu bertanya melalui chat jikalau ada yang tidak dipahami ketika belajar,” ujar gurunya saat di Mesir.

Syifa Fitri Irawan salah satu teman seperjuangan mengungkapkan bahwa almarhumah pernah mengatakan jika ditakdirkan meninggal disana minta dishalatkan di Masjid Azhar.

“Sebenarnya di hari kamis waktu beliau meninggal itu bisa langsung kita urus, bisa lebih cepat pengurusan perpulangannya tapi beliau pernah berpesan ke temannya kalau nggak ada umur, minta dishalati di Masjid Azhar,” ujar Syifa saat dikonfirmasi NU Delta

Sehingga jenazah pun harus menunggu hingga hari jum’at agar bisa dishalatkan setelah sholat jum’at.

“Alhamdulillahh banyak sekali yang ikut shalat dan mendoakan baik dari mahasiswa/i Indonesia begitupun orang² Mesir,” imbuhnya.

Ditempat terpisah Gus Ahmad Nuun salah satu pengurus pondok memberikan statement bahwa almarhumah adalah sosok yang selalu ceria , semangat dan pantang menyerah.

“Meski jika dilihat dari sudut pandang yang lain dia memiliki permasalahan pelik ia tetap menegarkan diri untuk menghadapi hal tersebut. itulah yg selama ini membuat dia terus tegar dalam menjalani proses studinya di universitas al Azhar,” ujar Gus Ain sapaan akrabnya.

 

Pewarta   : Sutrisno A

Editor      : Boy A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *