SIDOARJO – Kepala Madrasah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif Ketegan Tanggulangin, Umi Salamah berbagi praktek baik pada acara peluncuran Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang digelar oleh Kementrian Agama (Kemenag) Jatim dan Inovasi. Kegiatan tersebut berlangsung di Surabaya Senin-Selasa (19-20/06/2023).
“Ini tips untuk madrasah yang tahun depan melaksanakan kurikulum merdeka. Yang pertama kami melakukan pengenalan dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas ataupun swasta. Hal ini agar semua guru mendalami IKM dengan baik” katanya.
Umi menyebutkan kendala lembaganya saat pertama menerapkan IKM adalah tidak bisa mengakses PMM. Mau tidak mau ia mencari sendiri dari berbagai sumber. Sampai pada satu titik menemukan panduan IKM kemudian membaca dan menelaah secara perlahan serta bertanya jika menemukan hal-hal yang sulit.
“Ini karena kami ingin bisa menerapkan IKM dengan baik. Terlebih lembaga kami adalah piloting IKM, jadi ada sebuah tuntutan bagaimana kami bisa menerapkan IKM dengan baik,” ujarnya.
Untuk mempersiapkan IKM, Umi membentuk tim untuk mensupport IKM. Kemudian menyusun Kurikulum Oprasional Madrasah (KOM). Selanjutnya melakukan sosialisasi bagaimana membuat ATP, modul ajar, modul proyek, pembelajaran berdiferensiasi.
“ATP itu kami susun sendiri. Karena ATP itu saran kami harus dibreakdown sendiri, karena setiap madrasah berbeda-beda,” ungkapnya.
Umi bersyukur satu bulan yang lalu, lembaga yang ia pimpin didatangi oleh Kemenag RI untuk meninjau bagaimana pembelajaran berdiferensiasi di MI Ma’arif Ketegan. Dan setelah meninjau, Kemenag menyatakan IKM di MI Ma’arif Ketegan dinyatakan berhasil. Dua minggu lalu juga kembali didatangi Kemenag RI untuk melihat P5 dan PPRA.
“Tantangan terbesar adalah guru. Bagaimana kita mengajak mereka untuk keluar dari zona nyaman terhadap pembelajaran yang selama ini terjadi. Istilahnya membangunkan ayo lebih kreatif lagi,” tandasnya.
Pewarta : Boy Ardiansyah
Editor : Mustain
