Do’a di Empat Sudut Desa, Momen Sakral Peringatan 1 Syuro Warga NU Tambaksumur

WARU – Seluruh warga Tambaksumur, Waru, Sidoarjo tumpah ruah di sepanjang jalan Kyai Mas Ali. Merekan berbaris sepanjang kurang lebih 200 meter dan berjalan menuju jalan Gedong Masjid, jalan Kyai Zainal Abidin dan berakhir di pelataran Masjid Fadllillah. Sebagaimana tradisi yang sudah berjalan selama puluhan tahun, malam itu Selasa (18/07/2023) warga NU  Tambaksumur sedang menggelar kegiatan Pawai Obor dan Lantunan Shalawat Keliling Kampung. Kegiatan diikuti kurang lebih dua ribuan warga dari semua usia, mulai anak balita sampai yang lanjut usia.

“Semua unsur telibat dalam kegiatan ini, baik dari jamaah dan remaja Masjid Fadllillah, Karang Taruna, terutama semua unsur NU. Baik Muslimat NU, Ansor, Fatayat NU, IPNU-IPPNU semua berpartisipasi mengikuti kegiatan ini”, demikian disampaikan M. Ikhsan ketua panitia.

Sepanjang rute perjalanan, seluruh peserta diajak melantunkan shalawat mengiringi Shalawat yang dilantunkan oleh Jamiyah ISHARI Ranting Tambaksumur. Perayaan menyambut tahun baru 1445 Hijriyyah di Tambaksumur mungkin berbeda dengan perayaan di tempat lainnya. Selain Pawai Obor dan membaca shalawat sepanjang perjalanan keliling kampung, ada ritual khusus yang merupakan tradisi leluhur yang tetap dilestarikan dan dipelihara hingga saat ini.

Rombongan pawai akan melalui empat sudut desa. Uniknya keempat sudut tersebut semuanya adalah jalan pertigaan. Di setiap sampai di sudut atau pertigaan tersebut peserta diajak berhenti, kemudian ada petugas khusus yang akan mengumandangkan adzan. Setelah selesai adzan, sesepuh desa memimpin pembacaan do’a awal tahun dan do’a khusus untuk keselamatan dan keberkahan.

Selain do’a yang dibaca oleh sesepuh di setiap sudut desa, ada juga tim berjumlah ganjil yang mendapat tugas khusus untuk membawa jarak (pelepah daun kelapa) sambil mewiridkan amalan tertentu sepanjang rute pawai. Tim yang ditugasi membaca amalan tersebut harus dalam kondisi suci dan terjaga dari wudhu. Sedangkan jarak merupakan simbolisasi do’a yang ditafa’ulkan agar desa Tambaksumur selalu aman, tehindar dari marabahaya, bala’ dan wabah penyakit (tho’un).

“Perayaan malam 1 Muharrom di Tambaksumur bukan sekedar perayaan yang sifatnya gebyar dan hura-hura, tapi sesungguhnya kita sedang nirakati bareng-bareng agar desa Tambaksumur menjadi desa yang berkah, gemah ripah lohjinawi, toto tentrem kerto raharjo, aman dari segala marabahaya serta terhindar dari segala bentuk penyakit” demikian penjelasan dari Ust. Muh Khoiri, sesepuh desa sekaligus Syuriyah PRNU Tambaksumur.

 

Pewarta   : Muhammad Misbah

Editor     : Boy Ardiansyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *