Oleh : Ust Zainal Abidin (Wakil Rais Syuriah MWCNU Tarik)
Pendekatan Islam terhadap peristiwa atau musibah yang terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar adalah berlandaskan pada keyakinan akan takdir dan ketentuan Allah. Seorang Muslim dilarang meyakini bahwa musibah tersebut terjadi secara permanen atau secara khusus hanya terjadi pada hari tersebut. Sebaliknya, seorang Muslim harus meyakini bahwa segala yang baik dan buruk, termasuk apa yang terjadi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, adalah hasil dari takdir dan kehendak Allah.
Dalam Islam, keyakinan akan konsep takdir dan ketentuan Allah adalah salah satu rukun iman yang penting. Ini berarti bahwa semua yang terjadi di dunia ini, baik yang kita anggap sebagai kebaikan maupun musibah, adalah hasil dari ketentuan dan kehendak Allah. Oleh karena itu, sebagai bentuk keyakinan dan tawakal kepada Allah, seorang Muslim dianjurkan untuk membaca doa-doa yang mengungkapkan permohonan perlindungan dari segala bentuk keburukan serta meminta Allah agar memberikan yang terbaik dalam segala hal.
Doa-doa yang dibacakan oleh seorang Muslim adalah cara untuk mengungkapkan kepercayaan bahwa Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan kita sebagai hamba-Nya hanya bisa memohon perlindungan dan petunjuk-Nya dalam menghadapi segala peristiwa dalam hidup kita.
Jadi, sebagai seorang Muslim, kita tidak perlu takut atau khawatir khusus tentang hari Rabu terakhir di bulan Safar. Yang penting adalah memperkuat keyakinan kita pada Allah, tawakal kepada-Nya, dan selalu memohon perlindungan serta petunjuk-Nya dalam segala aspek kehidupan kita.
Syaikh Abdurrauf al-Manawi dalam Faidl al-Qadir juz 1, hal.62 menjelaskan:
وَالْحَاصِلُ أَنَّ تَوَقِّيَ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ عَلىَ جِهَةِ الطِّيَرَةِ وَظَنِّ اعْتِقَادِ الْمُنَجِّمِيْنَ حَرَامٌ شَدِيْدُ التَّحْرِيْمِ إِذِ الْأَيَّامُ كُلُّهَا لِلهِ تَعَالىَ لَا تَضُرُّ وَلَا تَنْفَعُ بِذَاتِهَا وَبِدُوْنِ ذَلِكَ لَا ضَيْرَ وَلَا مَحْذُوْرَ وَمَنْ تَطَيَّرَ حَاقَتْ بِهِ نَحْوَسَتُهُ وَمَنْ أَيْقَنَ بِأّنَّهُ لَا يَضُرُّ وَلَا يَنْفَعُ إِلَّا اللهُ لَمْ يُؤَثِّرْ فِيْهِ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ
Disimpulkan bahwa mengambil tindakan pencegahan dan berjaga-jaga pada hari Rabu berdasarkan kepercayaan akan mitos buruk dan menganggap peramalannya benar adalah tindakan yang sangat dilarang dalam Islam. Sebabnya adalah bahwa segala hari adalah ciptaan Allah, dan hari itu sendiri tidak memiliki kemampuan untuk mendatangkan keburukan atau manfaat dengan sendirinya. Ketika kita berpegang teguh pada kepercayaan mitos buruk, kita pada dasarnya meyakini bahwa peristiwa buruk akan benar-benar terjadi, dan ini adalah kepercayaan yang salah. Sebaliknya, bagi mereka yang meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan bahaya dan manfaat, mereka akan terlindungi dari dampak buruk tersebut.
Intinya, dalam Islam, tindakan kita seharusnya didasarkan pada keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya yang memiliki kendali atas segala sesuatu dalam hidup kita. Dengan keyakinan ini, kita tidak perlu khawatir tentang hari-hari tertentu atau mitos buruk yang berkeliaran. Sebaliknya, kita memohon perlindungan dan petunjuk Allah dalam segala aspek kehidupan kita dan menjauhi praktik-praktik yang bertentangan dengan keyakinan tersebut. Sehingga mengajak orang lain berdoa dan shalat hajat itu diperbolehkan bahkan sunnah jika dia meluruskan duduk permasalahannya.
Editor : Boy Ardiansyah