SIDOARJO – Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Sidoarjo mengadakan Pendidikan Kader Jurnalistik IV dalam rangka menyambut 1 Abad NU di kantor PC NU Sidoarjo, Sabtu (24-12-2022). Kegiatan ini untuk mencetak kader jurnalis NU dan humas organisasi serta memperkuat literasi media di masing-masing lembaga dan Banom.
Luqman Hakim selaku Ketua Aswaja NU Center Sidoarjo mewakili PCNU Sidoarjo dalam sambutannya apresiasi dengan diadakannya kegiatan ini. Menurutnya perkembangan dunia menuntut adanya pergerakan yang masif dalam dunia jurnalis. Output terbesar dari pelatihan jurnalistik ini untuk mencetak kader-kader jurnalis yang aktif menulis guna menyiarkan kegiatan NU
“Banyak sekali kegiatan yang diadakan oleh NU tapi banyak orang-orang yang tidak tau karena kita tidak mempublis lewat media sosial atau berita tentang kegiatan NU,” ujarnya.
Ustadz muda yang merupakan alumin Ponpes Ploso Mojo Kediri ini juga motivasi kepada sseluruh peserta kader jurnalistik agar senantiasa ikhlas dan semangat dalam berkhidmat kepada NU.
Kegiatan ini mengusung materi yang sangat menarik dan menghadirkan narasumber yang ahli dibidangnya. Diantaranya materi pertama mengulas tentang teknis menulis berita dan wawancara, oleh Koordinator Divisi Jurnalistik PC LTN NU, Bapak Mustain.
Ketua PWI Sidoarjo dan Wartawan Harian Bangsa tersebut menjelaskan bahwa dalam menulis berita harus mengedepankan fakta dibanding opini, sebelum menulis berita harus mengedepankan unsur berita yang paling penting yaitu unsur 5W +1H.
Materi kedua membahas tentang jurnalis online dan mengelola media internal lembaga, oleh Ketua PC LTN NU Sidoarjo Bapak M. Zaimil Fanani bahwa “tantangan dalam konten kreator adalah konsisten, kreativitas dan kesabaran. Karena menulis itu mudah tapi konsisten itu yang susah. Konsisten untuk menulis berita yang harus diupload dan tersebar,” ujarnya.
Materi yang terakhir membahas tentang fotografi jurnalistik, oleh fotografer Harian Disway Boy Slamet. Ia menjelaskan banyak hal terkait teknik fotografer yang baik dari mulai cara terbaik pengambilan foto maupun teknik tentang pencahayaan saat mengambil foto yang bagus.
“foto dikatakan bagus bila memenuhi unsur secara teknik, komposisi, pencahayaan dan timing. Contoh saat ada demo atau menonton pertandingan sepak bola, pasti ada hal tak terduga maka dari itu ambil timing yang tepat dan cari tempat untuk memotret yang aman dan cari tempat tertinggi untuk memotret. Apabila dikeramaian seperti di atas gedung atau pohon, jangan berada di tengah kerumunan tapi hindari dan cari tempat yang bagus untuk memontret,” tegasnya.
Pewarta : Ismi Mu’aafah
Editor : Boy Ardiansyah